19 Oktober 2011

Berkenalan dengan Kapitalisme

Ilustrasi 1: (Merchant Capitalism)
Pada April 1601, English East India Company (EIC) mengirimkan ekspedisi pertama mereka ke Asia. Setelah 18 bulan lamanya, 4 buah kapal laut (Ascension, Dragon, Hector, dan Susan) kembali dengan membawa muatan (terutama) berisikan lada dari Sumatra dan Jawa. Hasil yang mereka bawa membuat kapal-kapal itu melakukan ekspedisi kedua. Kapal-kapal itu berangkat dari London pada bulan Maret 1604. Tapi perjalanan kali ini tak berlangsung seperti yang diharapkan; Susan lenyap di tengah samudera, sedangkan awak Hector banyak yang meninggal di Afrika Selatan (itu pun) setelah diselamatkan oleh Ascesion dan Dragon. Ketiganya kembali ke Inggris pada bulan Mei 1606 dengan kargo penuh berisikan lada, cengkeh, dan pala. Dari kedua ekspedisi ini, para investor ekspedisi meraup untung 95% dari investasi mereka.
?         Bagaimana proses terbentuknya laba dari ilustrasi 1 di atas?

Ilustrasi 2: (Capitalist Production)
Pada tahun 1780, dua orang berkebangsaan Skotlandia bernama James M’Connel dan John Kennedy jalan-jalan ke daerah selatan negaranya untuk belajar tentang industri kain katun di Lancashire. Setelah merasa cukup pengalaman dan punya uang dari bekerja di tempat itu, mereka mendirikan usaha pemintalan mereka sendiri di tahun 1795 dengan modal awal sebesar £1770. Dari usaha pemintalan kapas untuk kain katun mereka itu, mereka mendapatkan laba bersih sebesar lebih dari 30% dari modal awal mereka di tahun 1799 dan 1800. Mereka mengakumulasikan modal dengan cepat. Di tahun 1800, modal mereka menjadi £22.000 dan di tahun 1810 mencapai £88.000. Pada tahun 1820, perusahaan mereka memiliki 3 tempat pemintalan dan menjadi pemintal kapas ternama dan terdepan di Manchester, yang merupakan pusat industri kain katun berskala global. Jumlah buruh yang dipekerjakan oleh M’Connel dan Kennedy di tahun 1802 adalah 312 dan menjadi 1500an buruh di tahun 1830. Di tahun 1819, total tempat pemintalan sebanyak 314 dan selang 20 tahun berikutnya menjadi 1815 tempat pemintalan. 
?         Jika anda adalah James M’Connel atau John Kennedy yang dalam kondisi seperti ilustrasi 2 di atas, bagaimanakah cara anda agar tetap mendapatkan laba bagi perusahaan yang anda jalankan di tengah persaingan dengan perusahaan-perusahaan pemintalan kapas lainnya?

Ilustrasi 3: (Financial Capitalism)
Hari itu, Selasa tanggal 23 Februari 1995, seorang manajer Baring Securities di Singapura bernama Nick Leeson menyaksikan bursa saham Nikkei Jepang jatuh sebanyak 330 poin. Di hari itu perusahaan tempat ia bekerja merugi sebanyak £143 juta karena transaksi yang dilakukan Leeson. Sebelumnya, karena keputusan transaksinya juga, perusahaan sekuritas Baring ini merugi hingga mencapai angka £470 juta. Sekalipun Leeson berhasil merahasiakan hal tersebut dan kabur ke pantai utara pulau Borneo, perusahaan perbankan tertua di Inggris ini tetap merasakan dampak dari perbuatan Leeson ini hingga akhirnya bangkrut. Leeson tertangkap di Frankfrut ketika hendak kembali ke Inggris dan ia dijerat hukuman 6,5 tahun penjara.
Kasus Leeson ini dimungkinkan oleh mekanisme pasar—di mana terjadi proses penawaran dan permintaan (transaksi). Karena mekanisme ini membuat harga berubah-ubah, sehingga pasar menyediakan kesempatan bagi orang untuk mendapatkan keuntungan dengan cara spekulasi.
?         Apakah fungsi perbankan dalam perekonomian? Apakah pekerjaan yang dilakukan Nick Leeson di Baring Securities?

Beberapa petunjuk terkait ilustrasi
Tiga ilustrasi di atas menceritakan 3 varian dari kapitalisme. Masing-masing bisa dipandang sebagai aktivitas yang berbeda satu sama lain, tapi jika kita teliti menelisiknya, kita tahu bahwa ketiganya melibatkan investasi uang yang bertujuan untuk menghasilkan laba. Bukan aktivitasnya yang penting, melainkan kemungkinan untuk mendapatkan laba-lah yang utama. Modal (capital) adalah uang yang diinvestasikan untuk menghasilkan uang yang lebih banyak lagi (ilustrasi 1).

Pasar juga merupakan prioritas utama. Karena proses produksi dan konsumsi diceraikan—orang tidak lagi mengkonsumsi apa yang mereka produksi ataupun mereka tidak lagi memproduksi apa yang biasa dikonsumsinya. Sehingga pasar menjadi satu-satunya sarana di mana seluruh barang dan jasa bisa didapat.

Pasar tak lagi mesti mempunyai lokasi yang tetap (market-places), tapi ia disebut pasar bilamana penjual dan pembeli melakukan pertukaran/transaksi. Sehingga pengertian ini tak hanya berlaku untuk barang dan jasa maupun transaksi elektronik saja, melainkan berlaku juga ketika pengusaha menawarkan pekerjaan sementara buruh membutuhkan pekerjaan. Begitu juga dengan uang yang bisa dijual-belikan dalam pasar mata uang. Selain itu, kepemilikan perusahaan pun dijual-belikan juga dalam bursa saham.

Fungsi pasar selain sebagai ruang terjadinya transaksi, adalah untuk memunculkan kompetisi antara perusahaan-perusahaan (ilustrasi 2); juga untuk memunculkan kecenderungan konsentrasi dalam geliat ekonomi-politik yang tak menentu/fluktuatif. Kecenderungan inilah yang mendasari bentuk spekulatif dari kapitalisme (ilustrasi 3).

Bahan bahasan lanjutan
Cox, Robert W., 1987. Production, Power, and World Order. New York: Columbia University Press.
Fulcher, James. 2004. Capitalism: A Very Short Introduction. New York: Oxford University Press Inc.
Nabudere, Dan W., 1983 (Third Impression). The Political Economy of Imperialism. Tanzania: Zed Press.
Soekarno. Indonesia Menggugat. Bisa diakses di http://berdikarionline.com/bung-karnoisme.
Soekarno. 1965. Dibawah Bendera Revolusi Djilid Pertama. Panitya Penerbit Dibawah Bendera Revolusi.
Weber, Max. 2006. Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

Tulisan ini sengaja dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan sebagai bahan diskusi untuk acara Kaderisasi GmnI Komisariat Fisipol UGM hari Kamis, 13 Oktober 2011. Semoga bermanfaat. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar