Berpuasa adalah perang terdahsyat, sebagaimana pesan nabi tentang ‘perang melawan hawa nafsu’ dalam puasa. Pesan beliau juga, Allah Swt. membelenggu segala makhluk tak kasat mata yang menggoda di bulan suci Ramadlan. Artinya, segala godaan yang muncul itu berasal dari diri kita sendiri. Dan puasa di bulan Ramadlan adalah suatu keistimewaaan yang diberi oleh Allah Swt. bagi orang yang teguh hatinya.
Puasa merupakan sarana menguji diri; seberapa jauh pribadi seseorang mengenal karakter dirinya sendiri dan setia dengan komitmen yang disepakatinya. Caranya adalah dengan mencegah diri dari apa-apa yang dapat membatalkan puasanya; dan menjaga segala aspek indrawinya dari segala yang dikenal sebagai larangan; juga, ingatan kuat akan komitmen diri yang dapat menyingkirkan maksud dan tujuan lain selain komitmen tersebut.
Artinya, seseorang mestilah memenuhi beberapa syarat minimal untuk berpuasa. Pertama, ia mempunyai pengetahuan tentang segala hal yang (tidak) membatalkan puasanya. Kedua, ia meyakini kebenaran dalam komitmen yang disepakatinya. Ketiga, ia mempunyai daya kemampuan untuk melangsungkan puasanya itu.
(Apa ini berlaku juga untuk 'perang melawan yang abstrak lainnya'....? ^_^)
Wallahu a'lam.
Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar